Trip Curug Giritirta Banjarnegara

 
Akhir pekan merupakan saat saat yang istimewa. Entah mendapat wangsit darimana, saya mentasbihkan diri bahwa dalam satu bulan, minimal satu kali melewatkan setiap akhir pekan dengan Traveling. Gak melulu jauh jauh meghabiskan banyak dana, asal cukup keluar rumah dan menuju tempat yang keren itu sudah termasuk traveling ala saya. hahaha

Nah, akhir pekan di awal bulan Maret ini, saya mengunjungi sebuah spot yang cukup keren. Curug Merawu Giritirta yang ada di Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, Jawa Tengah. Meski masih dalam wilayah  Kabupaten, tapi jaraknya lumayan ajib dari rumah saya. Alih-alih lewat jalan tikus supaya dekat, saya malah berinisiatif  pulang pergi mengambil jalur memutar yang notabene justru tambah jauh.. namanya aja traveling, Sekalian aja jalan2 lewati daerah daerah yang belum pernah saya jamah..
Biar lebih afdol, saya mengajak keponakan saya si Pasya. Sengaja saya mendoktrin bocah ini agar menjadi 'Bolang', yah, daripada di rumah kerjaannya main PS sama Android mulu! -__-
Setelah 1 jam berkendara, akhirnya sampailah di gerbang utama menuju Curug Merawu desa Giritirta
Seperti yang sudah saya kira, selepas gerbang utama pasti masih perlu sedikit perjuangan untuk mencapai garis finis di air terjunnya. Benar saja, ternyata jalan yang ditempuh memang tidaklah mudah. Di beberapa bagian kita akan sering mendapati jalanan dg aspal yang hancur, dan selebihnya kita harus menyusuri jalanan beton yang baru dibuat hingga sampai tempat parkiran. lumayan lah daripada jalanan aspal rusak tadi..

Tenang saja, sudah banyak papan penunjuk arah, dijamin kita gak akan tersesat..

Nah, ini merupakan pemandangan perkampungan terakahir yang akan kita temui. sungguh sangat menajubkan sistem tata ruang di pemukiman khas pedesaan ini.  deretan rumah sederhana yang tertata rapi dengan masjid sebagai pusat kegiatan agama yang berada di tengah2 pemukiman. Awsome!
fuiih,,, akhirnya sampailah kita di pos parkir, atau yag lebih pantas saya sebut sebagai tempat datar terakhir yang bisa buat parkir!!!!! Setelah titik ini, kita harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki..

Di sini kita akan dibuat sedikit bingung, karena tidak ada lagi papan petunjuk arah, satu satunya pedoman hanyalah jalan setapak dan warga yang mungkin akan kita jumpai, gak ada salahnya sering2 bertanya daripada nanti tersesat.

Warga di sini sangat ramah dan tidak segan memberikan petunjuk arah. Ada yang sedikit mengusik dan membuat galau pikiran saya, mereka selalu berkata di setiap akhir pembicaraan, "HATI-HATI YA MAS!". Kok malah jadi ngeri ya? kesannya seperti kita mau ke tempat yang membahayakan. Jangan-jangan masih ada hewan buas, atau itu tempat angker yang masih rawan penunggu, atau ah tau lah...

hemmm.... tp saya ambil positifnya saja, ini kan sudah sore, hujan lagi! pasti nanti sepi pengunjung, jalanan jg licin. Hati-hati supaya tidak terpeleset! Nah, pasti itu maksud para warga sekitar tadi.. (sedikit menghibur diri. hehee)
Dengan mantap dan tidak lupa berdoa, perjalanan tracking jalan kaki kami lanjutkan, dengan diiringi gerimis sore.. hiii...serem juga nih :'(
Sayang akses jalan ini belum ada perhatian sama sekali, banyak kita jumpai jalan setapak yang nyaris hilang karena ilalang, atau bahkan tersapu longsor, sungguh berbahaya. di sinilah saya teringat pesan hati-hati dari warga tadi, kita memang harus ekstra waspada, Apalagi buat anak kecil seperti Pasya...


Sayup2 suara gemuruh air terjun curug sudah mulai terdengar, ah bikin gak sabar aja..
Tapi sebelum sampai, kita harus melewati jembatan bambu. Nah ini cukup extrem juga, disamping kecil dan terlihat lapuk, kami melintasi saat gerimis hujan.... Licin bro! asal kita hati2, sebenarnya gak masalah kok melintas di jembatan bambu ini.

Dari jembatan kita harus mendaki tanjakan yang cukup terjal, ini adalah tantangan terakhir. Suara air terjun yang tumpah ruah semakin menambah semangat kami untuk mendaki, terutama Pasya, sudah tidak sabar :D

Dan akhirnya, taraaaaaaaa.....!! sampailah kita di air terjuan yang sangat indah ini, sungguh menakjubkan. Tidak sia sia semua perjuangan yang telah kami lalui, sungguh setimpal dengan pemandangan yang kita dapatkan.
Curug ini terbentuk akibat tumpahan air dari sungai gunung yang bersumber langsung dari mata air, dapat dipastikan saat air yang terjun bebas menabrak bebatuan dan dasar sungai, akan menimbulkan uap yang begitu segar tapi juga dingiiiiiiiiiiiin.. brrrrr...bahkan Pasya sampai menggigil kedinginan.
Karena situasi sudah agak sore, ditambah hujan gerimis, kita memutuskan tidak berlama lama di sini. Setelah puas foto2 ceria, kami melanjutkan ke sumber mata air panas yang terletak tidak jauh dari curug Merawu
Pasya langsung girang bukan main mengetahui ada sumber air panas di sini, tanpa dikomando langsung saja deh main air. Dasar bocah tengil..
Setelah puas berendam dan foto2 ceria tentunya, kita memutuskan untuk kembali pulang. Di samping memang sudah sedikit sore, terlintas dipikiran kami jalanan yang bakal dilewati lagi.
Sungguh indah pemandangan di curug Merawu desa Giritirta ini, sayang belum ada perhatian serius dari pihak pemerintah, khususnya Pemkab Banjarnegara. Ada ironi yang saya jumpai ada di sini. Di balik bukit, ada penambangan batu gunung. Keberadaan tambang ini cepat atau lambat pasti berdampak pada kondisi bukit Giritirta, tapi di sisi lain, ini merupakan lahan pekerjaan warga sekitar. Hampir semua warga di desa ini menggantungkan hidup dari bongkahan batu yang terus digerus dari bukit giritirta. Ironis....

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


*special thx to :
porter sekaligus petunjuk arah :D 
 



0 comments:

Post a Comment

 

About Me

My photo
Professional Medical Representative | Liverpudlian | road bikes rider | BISMANIA | blogger | Banjarnegara-Solo

Everyday is Holyday

Prakosoandhika on FB